Baca Juga: Misteri bangku tak bertuan 3: Arini dikejutkan dengan darah di lantai kamar kandi
Kuda kepangnya diajak bergulung-gulung di tanah. Kadang, kuda kepang itu berada di atas tubuhnya.
Didekap dan dipeluk erat-erat. Tidak ubahnya seorang perempuan memeluk kekasih yang amat dicintainya.
Seorang juru warta yang menyaksikan pertunjukan tersebut mengamati dengan seksama.
Gerakan tari Mbak Tum ada kalanya berbau erotis. Di atas punggung kuda kepang, Mbak Tum terlihat sangat bergairah.
Pada puncaknya, Mbak Tum menyeringai. Seperti orang sedang merasakan kenikmatan yang tiada tara.
Pertunjukan pada sesi pertama pun berakhir. Mbak Tum sudah kembali sadar. Sang juru warta mendekati Mbak Tum.
Baca Juga: Misteri bangku tak bertuan 4: Ayu nekat bunuh diri karena cintanya tidak mendapat restu
"Bagaimana sih perasaan Mbak Tum ketika sedang trance tadi," tanya sang juru warta. Jujur, tidak malu-malu, Mbak Tum menjawab apa adanya.
"Bahagia sekali, Mas. Rasaku seperti bergumul di ranjang dengan Bapaknya anak-anak."
"Percaya atau tidak, bagiku, kuda kepang adalah suami keduaku," jawabnya polos, sambil tersenyum.
"Pantas saja sehabis menari, Mbak Tum tampak berseri-seri. Wajahnya ceria dan tampak bahagia," gumam sang juru warta. - Nama samaran. (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *