HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman misteri dialami Mbak Tum.
Ia adalah penari Kuda Lumping yang dapat job pentas di Balai Desa.
Mbak Tum, begitulah sebutan perempuan muda beranak dua tersebut.
Baca Juga: Misteri bangku tak bertuan 1: Saat adzan Maghrib Arini dan kawan-kawan tiba di lokasi KKN
Dia adalah pemain kuda lumping. Sudah lima tahun lebih Mbak Tum menggeluti seni tradisional tersebut.
Perempuan berperawakan ‘teji’ itu tampak gagah sekali jika sedang berlenggang-lenggok di atas punggung kuda lumping.
Sebelum ada kelompok jatilan perempuan pun, Mbak Tum tidak canggung menari kuda lumping di tengah penari yang semuanya laki-laki.
Bagi Mbak Tum, antara dirinya dengan kuda kepang bagaikan sebuah kesatuan yang sulit dipisahkan.
Bisa dibilang, kuda kepang adalah ‘suami’ keduanya.
Hari itu Mbak Tum bersama kelompoknya mendapat job pentas di halaman Balai Desa.
Baca Juga: Misteri bangku tak bertuan 2: Di lokasi KKN Rahina nekat mandi meski sudah larut malam
Dalam rangka memeriahkan acara Bersih Desa. Bersama lima penari lainnya, Mbak Tum mengawali pentas siang itu.
Enam penari memamerkan lenggang-lenggoknya di atas punggung kuda kepang.
Berpasang-pasangan seakan sedang berperang menggunakan pedang.
Beberapa kali memutari arena pentas, akhirnya sampailah pada fase trance atau orang biasa menyebut ‘ndadi’.
Kebetulan yang ‘ndadi’adalah Mbak Tum.
Saat trance itulah yang ditunggu oleh penonton. Dalam kondisi tidak sadar, Mbak Tum menari.