Dari jarak yang tidak begitu jauh, perajin gerabah itu melihat dengan jelas ada seorang perempuan sedang mandi dengan cara alami alias telanjang bulat.
Kulit tubuhnya bagian belakang tampak bersih dan kuning langsat.
Dengan santai mengguyur tubuh mulusnya sambil terus menyanyi.
Kang Manthuk terbuai. Bukan saja karena melihat pemandangan yang sangat aduhai, namun juga karena kesengsem mendengar suara perempuan itu yang sangat enak didengar.
Hal tersebut menjadikan dia kurang waspada.
Ketika dia kepengin lebih mendekat lagi, tidak disadari ada lubang di depannya.
Krosaaak…! Kakinya masuk lubang menginjak ranting dan daun-daun kering.
Sontak, sosok perempuan yang sedang mandi telanjang itu kaget.
Mukanya menoleh ke arah Kang Manthuk. Kang Manthuk yang kejeglong di lubang sedalam perut kaget setengah mati.
Perempuan yang kulit punggungnya bersih, kuning langsat itu, ternyata wajahnya sangat menyeramkan.
Penuh bentol-bentol dan berdarah- darah.
Terlihat sangat marah memandang Kang Manthuk yang dikira mengintip dia mandi.
Tidak merasa apa-apa, tahu-tahu Kang Manthuk merasakan badannya sebatas perut ke bawah ditableg tanah lempung, bahan pembuat gerabah. (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *