Mana ada orang bersuka rela untuk mengantarkan pulang.
"Baiklah, aku akan minta tolong Kakang Gatot untuk mengantar aku pulang," ujar Saun dalam hati.
Baca Juga: Gara-gara sengaja kencing di tiang kayu rumah kakek yang angker, Kobar kena balasan dari penghuninya
Ide cemerlang namun juga ngawur muncul di benaknya.
Diam-diam tanpa sepengetahuan Ki Dalang, Saun mendekat ke simpingan wayang di sisi kanan Ki Dalang.
Tidak bermaksud mencuri, dengan kenekatan yang luar biasa dia mencabut wayang Raden Gatotkaca dari gedebog tempat menancapkan wayang.
Setelah berhasil dicabut, wayang Gatotkaca tersebut disembunyikan dalam sarung yang menyelimuti tubuhnya.
Dan dia pun langsung ngacir pulang. Pulang naik sepeda BMXnya dengan membopong wayang Gatotkaca, Saun merasa tenang dan pede.
Tidak ada rasa takut sedikit pun. Dalam benaknya, jika ada gangguan apa-apa di jalan, Raden Gatotkaca dipastikan tidak akan tinggal diam. Akan membelanya.
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 37: Anak kecil bergaun putih berwajah hancur itu, terus menertawai Riski
Sampai di rumah. "Lho, tengah malam begini kamu pulang sama siapa, Un?," tanya Bapaknya.
"Aku diantar oleh Kakang Gatotkaca, Pak. Pasti tidak ada yang mengganggu," jawab Saun enteng sambil memperlihatkan wayang Gatotkaca dan menceriterakan ikhwal dia membawa wayang tersebut.
"Semprul tenan kamu ini, Saun. Jadi, malam ini juga aku harus mengembalikan kepada Ki Dalang pemilik wayang ini?!," ujar Bapak Saun mendongkol. - Semua nama samaran - (Seperti diisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *