Tek! tek! tek! suara langkah kaki terdengar samar, seakan mendekat ke arah tempat saya berdiri saat ini.
Saya merasa takut. Namun lagi-lagi, karena untuk membuktikannya, saya mencoba untuk memberanikan diri.
Karena saya berpikir, jika ini semua adalah ilusi yang telah saya buat sendiri akibat rasa takut saya yang berlebihan.
Baca Juga: Kesurupan di hari pernikahan 3: Akhirnya roh yang merasuki Nana pergi setelah diusir guru ngaji
Saya pun langsung memutuskan untuk melihatnya.
Belum sempat melihat keseluruhan di belakang saya, makhluk hitam besar dan berjenggot sudah berada persis di sebelah kanan saya.
Ia nyengir, giginya hitam tidak rata, seperti ikan paus. Rambutnya gondrong, menutupi bagian samping wajahnya.
Area di sekitar matanya mengeluarkan daging merah. Ia berdiri memandangi saya berjarak kisaran 1 meter.
Saya tidak bisa bergerak. Tubuh saya kaku, pikiran saya kosong. Saya tidak bisa memikirkan apa yang harus saya lakukan saat ini.
Kami saling tatap. Tapi bukan tatapan cinta kali ini.
Baca Juga: Kesurupan di hari pernikahan 4: Ketakutan karena mimpi dikejar makhluk berjenggot tinggi besar
Dia memandangi tajam mata saya, saya memandangi nya ketakutan.
Saya memberikan aba-aba agar kaki saya bisa bergerak dan kabur dari situasi saat ini.
Setelah memaksanya beberapa kali, akhirnya kaki saya pun bisa digerakkan. Namun baru satu langkah, tenaga di kaki saya hilang.
Saya jatuh tersungkur ke depan. Wajah saya membentur lantai.