Tetapi saat hendak mundur untuk pergi, hujan semakin riuh.
Atap kedai kopi terlihat bocor deras dan membasahi wanita itu.
Mata Malik terbelalak, ketika kepala wanita itu penyok seakan meleleh bak kertas lalu menjalar ke tubuhnya.
Baca Juga: Kisah Malik dan Jurig Jarian 3: Lima hari tidak nafsu makan hanya pengin minum kopi
Tidak hanya itu, dinding kedai kopi serta seluruh isinya juga ikut lumer karena diguyur hujan.
Aroma busuk tercium oleh hidungnya, seperti bangkai segar yang membunca.
Meski separuh badan meleleh, wanita itu tetap berjalan mendekati Malik dengan jalan yang terbata-bata.
Sosok itu berusaha memberikan kopi untuknya hingga suara gemericik kaca bergetar kencang sambil tersenyum.
Di tengah hujan, Malik mundur ketakutan hingga terjatuh tak sanggup berdiri.
Teriaklah dirinya dengan sangat kencang membersamai petir yang mengguncang keras.
Baca Juga: Sosok hantu penghuni pojok gapura desa 1: Jika lupa pasang sesaji maka bisa terjadi kecelakaan
Duarrrr!!! Gluduk-gluduk!! Suara petir membuat mata Malik memejam.
Diliriknya pemandangan di depan. Hanya gelap dan air hujan yang masih lebat, tidak ada bangunan kedai kopi dan wanita penjual kopi yang meleleh.
Di hadapannya terdapat tempat sampah yang kumuh dan jorok.
Malik benar-benar bingung, sampai-sampai azan magrib menyadarkannya.