Keadaan ini membuat Bahrum enggan pulang ke rumahnya.
Bahkan Bahrum sampai menginap di sebuah musala yang jauh dari rumahnya.
Bahrum sangat ketakutan kembali ditagih utang.
Selama menginap di musala, Bahrum terus berdo’a dan berdzikir memohon agar hatinya bisa tenang. Semalaman Bahrum terjaga.
Suara kokok ayam terdengar menandakan waktu subuh telah tiba.
Bahrum segera mengambil wudhu dan melantunkan adzan subuh.
Beberapa warga yang ada di tempat itu mengisi musala untuk melaksanakan salat Subuh.
Di pagi yang masih dingin, Bahrum berniat pulang ke rumahnya.
Ketika melewati sebuah pematang sawah, langkah Bahrum terhenti karena merasa ada seseorang memanggilnya.
“Hei Bahrum! tunggu dulu…!” terdengar suara laki-laki.
Bahrum menoleh ke belakang, terlihatlah sesosok lelaki tengah berdiri di belakangnya.
Bahrum kaget karena merasa tak mengenali lelaki itu.
“Sini mendekat, tak perlu takut. Ini aku membawa uang. Ambillah, pasti engkau membutuhkannya,”ujar lelaki itu mengulurkan tangannya dengan senyum mengembang.