Tradisi membuat kue apem di bulan Ruwah, 'leluhur' hanya mau makan sesaji buatan sang istri

photo author
- Jumat, 16 September 2022 | 15:10 WIB
Ilustrasi tradisi membuat kue apem di bulan Ruwah, 'leluhur' hanya mau makan sesaji buatan sang istri (Sibhe)
Ilustrasi tradisi membuat kue apem di bulan Ruwah, 'leluhur' hanya mau makan sesaji buatan sang istri (Sibhe)

Menyiasati akan keterbatasan waktunya.

Jadilah, tiga piring masing-masing berisi sepuluh biji apem, ketan, dan kolak,

ditata di atas meja kecil yang ada di dalam ‘senthong tengah’ rumah kuna, warisan dari orangtua Bu Sujak.

Baca Juga: Siluman harimau menangkal santet 3: Kepala Pak Amat dipijit-pijit dan keluar banyak paku dari pori-pori kulit

Sebagai sesaji bagi leluhur Bu Sujak.

“Nah, akhirnya beres juga semuanya.

Sajian beres, pekerjaan juga beres. Tidak terganggu”, ujar Bu Sujak dengan tersenyum puas.

Seperti biasanya, setelah sehari-semalam disajikan, kuwe apem, ketan, dan kolak tersebut akan ‘dilorot’ oleh Bu Sujak.

Betapa kaget dan herannya Bu Sujak ketika masuk ‘senthong tengah’.

Kue apem, ketan, dan kolak sudah tidak lagi berada di atas piring.

Baca Juga: Siluman harimau menangkal santet 4: Saat selamatan di malam Jumat Kliwon, tetangga meninggal perut membesar

Sudah berpindah tempat dan bercampur menjadi satu di sebuah besek bambu.

Tidak lagi berbentuk apem. Namun sudah berubah menjadi cuilan-cuilan kecil, campur aduk dengan ketan dan kolak.

Dan tampaknya seperti sengaja diaduk-aduk.

Tidak hanya itu. Terlihat juga beberapa ekor cacing tanah berwarna kemerahan di sela-sela adukan itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB
X