Ingatan ini menghentak pikiran Kinanti, kemana Dimas pergi?
Dimas adalah sutradara dalam pembuatan sinetron ini.
Baca Juga: Horor Kembang Laruk bagian 14: Ketika pendakian semakin janggal dan mereka disesatkan sesuatu
Tetapi saat-saat seperti ini pasti semua kru mengalami shock.
Seketika itu juga, tiba-tiba pikirannya melayang jauh, bagaimana jika pembuatan film ini dilanjutkan di tempat lain.
Pantai Kuta, di Bali misalnya. Ah, lagi-lagi Kinanti tak mampu menjawabnya.
Kemungkinan terburuk, pembuatan sinetron ini harus dilupakan untuk selamanya.
Komang Ayu Putri pernah bercerita kepada Kinanti, di beberapa pantai selatan di Indonesia biasanya tiap tahun dilakukan acara ritual.
Acara ini, sebuah kepercayaan mendarah-daging bagi turun-temurun, yang dianggap sebagai bagian adat yang harus dijaga.
Kinanti tersenyum di kamarnya, apakah karena ia telah terbiasa hidup di keramaian ibukota, hingga tak pernah berpikir seperti yang diceritakan kawannya itu.
Kalau melihat silsilah keluarga, sebetulnya orang tua Kinanti berasal dari sebuah desa terpencil di Jawa Tengah.
Hanya karena garis nasib orang-tuanya, sehingga mulai lahir hingga ia besar, hidup di kota metropolis.
Hanya satu beban yang ada dalam pikiran Kinanti, ia ingin segera bertemu dengan sutradara.
Entah mengapa, Kinanti merasa begitu bahagia bila dekat bersama Dimas.