Tengah malam itu, pasien pertama dinyatakan meninggal.
Setelah mengurus segala sesuatunya, aku dan temanku kembali mengisi fail-fail di pos jaga.
Saking lelahnya, kami tertidur di kursi masing-masing.
Keesokan harinya, ketika azan subuh berkumandang, aku bisa merasakan bahwa tubuhku sangat nyeri.
Lengan yang kugunakan sebagai penyangga kepala mengalami kesemutan.
Kulihat kursi temanku sudah kosong. Mungkin ia sudah lebih dahulu menuju musala.
Setelah merapikan fail yang agak berserakan, aku memeriksa ruang pasien kembali.
Pasien yang tinggal satu orang itu kulihat membolak-balikkan badan seperti mengalami kegelisahan.
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 2: Wanita yang panjang rambutnya menyentuh tanah itu datang berikan peringatan
Ketika aku hendak menanyainya, temanku datang.
Karena waktu subuh yang semakin mendekati akhir, kuputuskan untuk menunaikan kewajiban salat.
Sepulang dari musala, kulihat pasien itu telah duduk di atas tempat tidurnya.
Kurasa ia tidak tidur semalaman.
“Sus,” panggilnya pelan.