Terlebih, suaranya seperti tawa orang di dalam gua.
Padahal, yang tertawa ada di luar ruangan.
Memekik dan membuat gendang telinga Roby seperti mau pecah.
Dia menutup telinganya dan mencari sumber tawa perempuan yang memekik itu, tapi tidak juga ditemukan.
Yang ada, bulu kuduknya makin merinding.
“Sebenarnya, itu suara siapa, sih? Kok, jam segini ada suara tawa kayak gitu?” tanya Roby dalam hati.
Siswa kelas dua SMA itu makin mempercepat langkahnya karena mulai takut. M
akin lama, suara tawa itu justru makin kedengaran. Roby lari ketakutan.
Sampailah dia di rumah dan menggedor-gedor pintu.
“Mama ... mama. Buka pintunya, Ma! Roby takut.”
“Iya, Nak. Mama bukanan pintu,” jawab mama Roby di dalam rumah.
Begitu mama Roby membuka pintu, dilihatlah oleh mereka sosok perempuan yang berpakaian putih dan berambut acak-acakan.
Sosok itu adalah mbak Kunti yang selama ini mendiami pohon pisang dan suka menakut-nakuti orang yang lewat di daerah itu sebelum subuh menyingsing.