Koco, sahabatnya, yang memang sudah punya pengalaman mendaki.
Tanpa Riski sadari, ia sampai tersenyum sendirian, saking senang dan tenangnya suasana batinnya.
Hal itu disadari oleh Koco, dan dia menyenggol Riski, lalu berujar.
Baca Juga: Sewu Dino Bagian 2 : Jumat Kliwon, Hari Lahir yang Istimewa!
"Piye, enak to munggah gunung? Kandani ket biyen, kowe nek melu tak jak nang puncak Mahameru (Bagaimana, enak kan naik gunung? Sudah ku bilang dari dulu, kamu kalau ikut aku ajak naik ke puncak Mahameru)," katanya.
Riski tak menjawab godaan Koco, semua orang di dalam rombongan hanya melirik Riski.
Lantaran tidak terlalu akrab, ada jarak di antara mereka, kecuali Lika, yang terlihat di mata Riski, seperti sempat menahan senyumnya.
Jantung Riski berdegup semakin cepat, sungguh, Lika ini mungkin gambaran bidadari yang sering orang-orang bilang saat bermimpi.
Perjalanan terus berlanjut, dan tidak terjadi apapun, semua berjalan seperti biasanya.
Riski juga bisa menempuh pendakian dengan normal, semua benar-benar alami.
Baca Juga: Sewu Dino Bagian 3 : Mendapat Tawaran yang Tidak Bisa Sri Tolak
Sampai keluar sedikit rasa sombong ketika Riski malah mempertanyakan di mana kesulitan saat mendaki gunung.
Seperti yang dikatakan banyak orang, nyatanya, baik fisik maupun mental, Riski masih terlihat baik-baik saja.
Sampai...***