Riski hanya duduk terdiam melihat tingkah temannya, sambil mengusap-usap wajahnya hingga tenang.
“Lapo kowe iku, mrinio loh (ngapain kamu di situ? Ke sini loh),” kata Riski.
Koco, ia masih bergeming, berdiri menahan pintu.
Tubuhnya diam, ia berdiri mematung, seperti orang melamun, dan, Riski pun berdiri mendekati.
“Lapo she Mbut ken ini (kenapa sih Mbut kamu ini),” Riski kembali bertanya dan Koco tetap saja diam.
Saat Riski berdiri itulah, ia melihat ke arah Koco melihat, dan di sana ada seorang wanita yang duduk menyisir rambut panjangnya dengan jemari tangan.
Riski seketika terdiam, ia tidak dapat bergerak.***