Tanda-tanda tersebut berupa angka tahun yang terdapat pada sejumlah candra sengkalan, dan arah candi yang menghadap ke barat.
Namun demikian, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah petugasnya di Candi Sukuh, mengatakan Candi Sukuh belum bisa dipastikan sebagai peninggalan Prabu Brawijaya V.
Sejumlah candra sengkalan yang menunjukkan angka tahun 1437 Masehi dan 1456 Masehi atau akhir abad 14, belum cukup kuat sebagai bukti.
Sementara itu adanya banyak arca lingga dan yoni di Candi Sukuh menunjukkan candi tersebut merupakan peninggalan zaman Hindu.
Terdapat banyak arca lingga dan yoni di candi itu, bahkan bentuk bangunan candi induk menurut beberapa ahli menggambarkan bentuk yoni.
Hal itulah yang membuat Candi Sukuh ini sering dijuluki sebagai The Most Erotic Temple.
Mitos seputar Candi Sukuh pun juga erat berhubungan dengan dunia seksualitas wanita.
Bahkan, ada mitos pintu masuk menuju candi induk berbentuk piramida terpasung konon dibuat untuk menguji keperawanan seorang wanita.
Pada pintu masuk menuju candi di trap pertama itu, ada relief lingga yoni yang terpahat di lantai.
Bila masih perawan, selaput dara seorang gadis yang melewati relief tersebut akan robek dan berdarah.
Sebaliknya bila sudah tidak perawan, kain yang dipakainya akan robek dan terlepas.
Namun, sejak lama pintu gapura menuju candi induk itu ditutup dengan pagar.
Hal tersebut selain agar relief tidak rusak juga terkait dengan berbagai mitos keliru pengujian keperawanan seorang gadis. *