Tiap hari libur atau hari Minggu mereka berdua pasti pergi berburu, baik di desa bahkan juga sering kali ke hutan yang jauh dari pedesaan.
Keduanya membawa senapan angin juga membawa kantong tempat hasil buruannya.
Pada waktu fajar menyingsing sudah meningggalkan rumah menuju desa, sawah atapun hutan.
Kalau berburu di hutan sepeda motornya ditinggal di pinggir hutan.
Kemudian mereka masuk dalam hutan mengendus-endus dan membidik buruannya.
Adapun jenis hewan yang biasa bisa ditangkap antara lain tupai, musang, belacan dan berjenis-jenis burung.
Kalau mendapat hewan yang banyak sering dijual. Mereka sudah punya langganan yang tetap.
Kecuali berburu mereka juga suka berkunjung ke tempat-tempat yang biasa untuk ziarah.
Bahkan sering berkunjung ketempat yang angker.
Adapun tempat-tempat ziarah yang pernah dikunjungi, yaitu:
Gunung Kawi, Gunung Kemukus, Gunung Srandil, Bukit Sikambang, Sendang Jimbung, Makan Roro Mendut dan Makam Nyai Bagelen.
Yang akan penulis sajikan di cerita misteri ini adalah waktu Sabariyanta tirakat di makam Nyai Bagelen.
Pada hari Sabtu malam Minggu yang sudah disepakati berdua berangkatlah Sabariyanta dan Subarji menuju makam Nyai Bagelen. (seperti dikisahkan Drs. Subagyo di Koran Merapi) *