Sambil menunggu air mendidih, Hendra membuka laptop bersiap mengetik materi kuliah hari itu.
Suara langkah kaki dari luar dapur membuat Hendra berhenti mengetik.
Hendra menoleh, tampak remang di sana.
“Marisa? Kaukah itu?” panggilnya.
Hendra beranjak menuju ruang tengah. Ia membiarkan ruangan itu tetap temaram.
Ia mendekat ke kamar depan dekat ruang tamu.
Ia ingat, di kamar itu ada sebuah lemari pakaian yang masih kosong.
Sebuah springbed ukuran kecil tempat istrinya biasa berbaring sejenak melepas penat setelah mengarang.
Di dekat jendela ada meja tempat Marisa biasa menulis cerpen.
Dari sela pintu kamar depan itu, Hendra melihat pendar cahaya.
Hendra yakin telah mematikan lampu kamar itu, tadi malam, sebelum tidur. Siapa yang telah menyalakan lampu kamar depan itu?
Hati-hati Hendra membuka pintu kamar depan dan jantungnya serasa berhenti.
Di kamar itu, duduk seorang anak lelaki kecil menghadap meja sedang membaca buku.