Anak itu menoleh, wajahnya seputih kapas, menatap tajam pada Hendra.
Hendra gemetar, menutup pintu, hendak berlalu tetapi tak mampu mengerakkan kaki.
Pintu kamar terbuka sendiri, anak kecil itu berdiri di ambang pintu, menatap Hendra.
Anak itu tersenyum kaku, dan melalui gerakan tangan ia meminta Hendra untuk masuk ke kamar. Hendra menurut tanpa tahu mengapa ia melakukannya.
Anak itu menunjuk kursi dekat meja, meminta Hendra untuk duduk.
Ia mengambil buku di meja, membuka-buka halaman buku itu, lalu menyerahkan pada Hendra.
Anak itu duduk di tepi ranjang, diam memandang Hendra seperti menunggu sesuatu.'
“Kamu siapa?” tanya Hendra lirih.
Anak itu menunjuk dada kirinya. Hendra membaca tulisan bordir di piyama biru yang dikenakan anak itu.
“Alex. Namamu Alex?” tanya Hendra.
Anak itu mengangguk, lalu diam dan menatap Hendra. Ia menunjuk buku yang dipegang Hendra.
“Kamu meminta saya membaca buku dongeng ini?”
Anak itu mengangguk. (Seperti dikisahkan Sulistiyo Suparno di Koran Merapi) *