Bulan Suro saatnya jamasan pusaka, simak cara ini agar keris gilap tanpa keropos

photo author
- Rabu, 27 Juli 2022 | 15:25 WIB
Proses jamasan keris yang biasa dilakukan di bulan Suro dengan cara dikoloh menggunakan kuas.  (Koko Triarko)
Proses jamasan keris yang biasa dilakukan di bulan Suro dengan cara dikoloh menggunakan kuas. (Koko Triarko)

Cara efektif itu adalah dengan menggunakan kuas, atau dikoloh. Dengan acara ini, keris cukup dibersihkan dengan kuas dan bahan pembersih.

Namun demikian, cara tersebut dinilai kurang maksimal atau kurang bisa menghasilkan keris yang bersih cemerlang atau gilap.

Dalam sebuah acara sarasehan adat suran, Ki Eko menjelaskan bahwa cara lain jamasan pusaka yang sudah umum adalah warangan.

Dia menjelaskan, warangan adalah ramuan cair untuk membersihkan benda pusaka dari besi seperti keris dengan cara direndam.

Baca Juga: Densus 88 tangkap 17 terduga terorisme, Lemkapi beri apresiasi tinggi

Adapun bahan-bahan warangan itu adalah batu warangan atau arsenik, air jeruk nipis, sabun colek dan minyak pusaka. Namun, batu warangan tersebut kini sangat sulit didapatkan. Harganya bahkan sangat mahal.

Sedangkan arsenik bisa diperoleh di apotek dengan resep atau surat dari lembaga museum atau lembaga lain yang terkait.

Dia mengingatkan, bahwa cara lama dengan merendam keris dengan air kelapa dirasa cukup rawan.

Sebab jika karat yang menempel pada bilah keris sudah habis, yang termakan oleh air kelapa justru bisa besi tosan ajinya. “Sehingga, keris bisa rusak atau keropos,” katanya.

Baca Juga: Saat hendak memancing, remaja tenggelam di Waduk Pantoara, begini kondisinya

Sementara itu, dia menilai cara baru dengan membuat adonan warangan cukup aman dan mudah. Untuk satu adonan warangan, butuh 1 kilogram jeruk nipis yang diperas dan disaring. Kemudian, batu warangan atau arsenik ditumbuk sampai halus.

Sementara untuk batu warangan dibutuhkan sebanyak 25 gram, dan arsenik kurang lebih 1 ons. Batu warangan atau arsenik kemudian dicampurkan ke dalam air jeruk nipis dalam botol, dengan air sebanyak satu liter.

Kemudian dikocok supaya bercampur rata, dan didiamkan selama sehari semalam agar terjadi reaksi. Setelah sehari semalam didiamkan, adonan warangan baru bisa digunakan.

“Hasil jamasan yang bagus sangat ditentukan oleh kualitas ramuan warangan,” kata Ki Eko.

Baca Juga: Pengalaman horor Mbok Lasiyo, pedagang nasi pecel yng diajak masuk liang lahat saat hujan turun sangat deras

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X