“Aku melihatnya” ucap Ngadiman.
“Aku tak berani melihatnya Man,” kata Gombloh sembari memejamkan mata.
Siluman anjing itu bertubuh besar seperti serigala dengan taring tajam dan mata yang bersinar.
Raja Siluman tentu tubuhnya tiga kali lipat lebih besar dari para prajuritnya.
Mereka berlari dengan gagahnya di bawah sinar bulan purnama.
Ngadiman yang semula tak mempercayai mistis kini ia melihat dengan mata kepalanya sendiri.
Siluman anjing itu berlarian dan menghilang bersama kabut.
Mereka pun keluar dari persembunyian dan bergegas pulang kerumah. Baru setengah perjalanan mereka dikejutkan dengan kehadiran siluman anjing yang berlarian kearah mereka.
Ngadiman tiba-tiba teringat perkataan istrinya.
“Jika suatu saat bertemu dengan siluman anjing maka tidak perlu takut cukup memberikan jalan saja bagi mereka.” ucap Marni.
Mereka pun terjun ke parit untuk menghindar. Tubuh mereka basah kuyup.
Ikan mereka pun berhamburan di parit. Kehadiran siluman anjing dipercayai masyarakat Desa Pinulung sebagai pertanda datangnya pagebluk atau wabah penyakit.
Sudah tiga orang warga Desa Pinulung meninggal secara tidak wajar.