Dalam hati mereka berharap perjuangannya akan mendapatkan ganjaran yang setimpal dari Kanjeng Prabu.
Perjalanan mereka terpaksa berhenti karena beberapa prajurit ada yang menderita sakit.
Pangeran Purbaya memutuskan pasukannya mesanggrah dulu untuk beberapa hari di desa Tuji sambil menunggu kesembuhan mereka yang menderita sakit.
“Di sekitar tempat ini pastilah ada dukun atau tabib. Undanglah mereka kesini!” perintah Pangeran Purbaya kepada salah seorang lurah prajurit.
“Sendika, Kanjeng Pangeran”, jawabnya sambil beringsut pergi mencari dukun, tabib, atau ahli pengobatan lainnya di sekitar tempat tersebut.
Tabib, dukun, dan para ahli jejamuanpun akhirnya datang ke tempat itu.
Sebagian besar penyakit para prajurit Kartasura ini disebabkan karena kelelahan dan kurang beristirahat.
Mereka nampak lungkrah, tidak bergairah, badannya terasa sakit-sakitan, pegal, linu, dan bahkan ada juga yang menderita salah urat.
Baca Juga: Babad Tanah Jawi legenda jazad Untung Surapati wangi 4: Sayembara mencari makam Untung Surapati
“Ini memerlukan istirahat yang cukup, Kanjeng Pangeran”, kata seorang tabib kepada Pangeran Purbaya.
“Berapa lama?”, jawab Pangeran Purbaya bertanya.
“Kira-kira sebulan. Mereka yang menderita salah urat memerlukan istirahat lebih banyak”.
Pangeran Purbaya mengangguk-angguk. Beliau kemudian memerintahkan beberapa orang bawahannya untuk sowan kepada Bupati setempat untuk menyediakan makanan bagi anggota rombongannya.
Selain itu tiga orang prajurit disuruh melapor ke Kartasura menjelaskan persoalan ini kepada Kanjeng Prabu.