Baca Juga: Cerita horor, begini reaksi Kadir ketika melihat hantu gundul pringis di dekat makam
“Jangan lari. Diam di tempat. Atau lebih baik jongkok!”, teriak Pak Parjan kepada Karsum dan Simin, pembantunya.
Karsum dan Simin terlihat sangat pucat wajahnya.
Lebih dari 30 ekor anjing liar yang nampaknya sangat galak merubung dua orang tersebut.
Matanya bersinar merah. Gonggongnya sangat keras. Dan sepertinya siap menyerang.
Secara reflek tangan Karsum meraih batu sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Dan tanpa berfikir panjang batu itu dilemparkan ke anjing yang paling besar. Thas! Terkena jidatnya.
Baca Juga: Misteri rumah limasan milik Mbah Min yang disewakan gratis, ternyata tak ada yang sanggup tahan lama
Perhitungan Karsum meleset. Anjing- anjing yang lain ternyata tidak gentar.
Tigapuluhan anjing liar berbarengan menyerang Karsum.
Keruan saja tubuh Karsum koyak- koyak.
Pembantu tukang blandong itu menjadi ‘bancakan’ anjing – anjing liar. Nyawa Karsum tidak tertolong.
“Sudah kubilang tadi. Diam di tempat dan jangan bergerak. Karsum malah mengambil batu”, ujar Pak Parjan lirih.
Oleh Pak Mangku, pemilik pohon, Pak Parjan sudah diberitahu sebelumnya, jika anjing- anjing itu bukan anjing biasa.
Baca Juga: Cemplon bikinan Mak Surat laris manis, masih di dalam wajan langsung dilahap bocah-bocah gundul
Namun anjing siluman, penunggu pohon gayam. - Nama samaran - (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *
