Namun malam itu Bari lewat rektorat.
Nampak oleh Bari dari kejauhan sesosok gadis berwajah sayu yang sedang asyik.
Jari-jemarinya menari-nari di atas tuts laptopnya.
Namun nampak dari kejauhan pula, wajah gadis itu begitu lusuh dan sayu, pasti kelelahan mendera tubuhnya.
Bari kemudian menceritakan apa yang dilihatnya kepada Dista sahabatnya, yang ditemui di ruang Auditorium kampus.
Setelah melakukan serangkaian gladi resik di auditorium kampus, Bari pun meninggalkan kampus untuk pulang.
Memang disengaja lewat Gedung rektorat untuk bisa menemui lagi si wajah sayu di teras Rektorat yang dilihatnya tadi.
Namun Bari tak menemui wajah sayu.
Karena penasaran, Bari pun bertanya pada security yang jaga malam itu.
Sang security pun menceritakan kejadian itu tersebut.
Bahwa gadis berwajah sayu dan lesu yang selalu di depan laptop itu adalah penampakan Vania, yang meninggal di teras gedung rektorat beberapa tahun yang lalu.
Vania kelelahan karena mengejar waktu agar cepat menyelesaikan pendidikannya dan cepat wisuda.
Hal itu membuat Vania tertekan hatinya, sampai akhirnya meninggal secara mengenaskan.