Namun entah bagaimana jalan ceritanya, kedua putra tersebut justru tidak memiliki kedua-dua bagian itu.
Justru sang anak putri yang akhirnya mengalah mau menyimpan warisan wayang Dasamuka itu.
Wayang Dasamuka itu pun kemudian diberi nama Kyai Beleh, setelah bagian kepala dan badannya disatukan kembali.
Istilah beleh karena wayang itu dulunya disembelih.
Putri dalang pemilik Kyai Beleh itu selalu menyapa dan sambat pada Kyai Beleh jika menemui kesulitan dalam berdagang.
Anehnya pula dagangannya kemudian laris manis.
Entah kebetulan atau memang hasil kerja kerasnya, namun yang pasti putri dalang tersebut kemudian dikenal sebagai salah satu orang yang kaya raya. (Seperti dikisahkan Albes Sartono di Koran Merapi) *