harianmerapi.com - Wayang sebenarnya hanya benda mati dan banyak dikoleksi. Namun beda hanya dengan wayang kuna Hanoman koleksi dalang muda yang satu ini.
Ada kejadian mistis yang cukup aneh ketika wayang kuna itu mau dibawa ke tempat lain.
Meski masih tergolong muda, namun Ki Harum Probocarito sudah mumpuni dalam dunia pakeliran. Begitu pula dalam ilmu kasepuhan. Tidak aneh jika kalangan dalang sepuh pun segan pada dalang muda ini.
Ki Dalang Harum Probocarito mempunyai sebuah wayang kuna pemberian Eyang Buyutnya yang juga seorang Dalang peng-pengan, yaitu wayang Hanoman.
Tokoh ksatria berwujud kera namun berhati mulia. Dalam pewayangan, Hanoman bisa terbang di atas awan dengan kecepatan bagai kilat.
“Rayi Harum, mbok aku pinjam barang semalam wayang Hanomanmu. Kebetulan wayang Hanomanku rusak”, ujar Ki Dalang Sutriyono, teman akrab Ki Dalang Harum Probocarito, suatu hari.
Mau menolak nggak sampai. Tepaksa Ki Dalang Harum memenuhi permohonan tersebut. “Bisa, Mas. Biar nanti diantarkan oleh Kang Sutam”, kata Ki Harum Probocarito.
Kang Sutam, pembantu setia Ki Harum Probocarito pun ditugasi mengantar wayang Hanoman ke rumah Ki Sutriyono yang berjarak empatpuluh kilometer.
Baca Juga: Mendapat Petunjuk dari Roh Gadis Cantik yang Jadi Korban Perkosaan dan Dibunuh, Jenazahnya Dibenamkan di Rawa
“Jangan selewengan lho ya. Langsung menuju rumah Mas Sutriyono. Haturkan wayang ini kepada beliau”, pesan wanti- wanti Ki Harum Probocarito.
Kang Sutam langsung ngeslah sepedamotornya. Kantung kain sutera warna kuning berisi wayang Hanoman, talinya dia kalungkan di lehernya.
Dalam beberapa saat Kang Sutam merasakan sesuatu yang aneh. Jalan aspal yang menuju rumah Ki Sutriyono terasa amat sangat halus.
Tanpa ada gronjalan sedikit pun. Padahal, dia tahu betul jika jalan menuju ke sana banyak jeglongan. Aspal banyak yang mengelupas akibat diguyur hujan berhari- hari.
Serasa baru lima menit duduk di atas sadel, tiba- tiba...duk! Ban depan sepedamotor yang dinaiki Kang Sutam seperti menyentuh tanah.
“Lho kok sudah sampai?!”, ujar Kang Sutam setengah berteriak. Dia teramat sangat heran. Tiba- tiba saja dia telah berada di depan rumah Ki Sutriyono.
“Jadi, Sang Hanoman telah mengajak aku terbang?!”, batin Kang Sutam tak habis pikir. Bersegera dia menyerahkan wayang Hanoman kepada Ki Sutriyono.
Tidak seperti ketika berangkat, Kang Sutam pulang ke rumah Ki Harum Probocarito membutuhkan waktu hampir dua jam.
Melewati jalanan yang disana-sini banyak lubangnya. - Semua nama samaran - (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *