Baca Juga: SD Muhammadiyah Bodon Lepas 104 Siswa dan Beri Penghargaan Semua Siswa Berprestasi
Seperti penalaran dalam pemberian nama abjad atau aksara Jawa dengan Ha Na Ca Ra Ka, kemudian juga dengan penalaran pendirian Candi Prambanan yang diberi nama Lorojonggrang dan Borobudur.
Demikian juga dengan nama-nama pupuh tembang macapat Jawa selain sebagai karya budaya yang momumental,
nama-nama tembang macapat itu juga mengacu pada perjalanan kehidupan manusia sejak sebeum lahir yang tertera dalam pupuh maskumambang
hingga seorang itu meninggal dunia pada pupuh pocung yang merupakan variasi dari kata pocong yang artinya dikafani.
"Pupuh dalam tembang macapat menggambarkan siklus kehidupan manusia dari masa sebelum lahir hingga manusia dikafani menjadi jenazah."
"Tiap-tiap nama pupuh memiliki simbolis latar belakang historisnya masing-masing," tandas Pardi Suratno.
Lebih lanjut menurut dia, konsepsi siklus kehidupan manusia dari pupuh tembang Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, gambuh,
Dhandhanggula, Druma, Pangkur, Megatruh dan Pocung menggambarkan perjalanan hidup sejalan dengan sangkan paraning dumadi.
Jika menarik benang merah dari konsep sangkan paraning dumadi, tidak dapat dipisahkan dari darma hidup manusia dalam menjalankan kewajibannya untuk memayuhayuning bawana
yaitu membuat kemakmuran dan kesejahateraan kehidupan di dunia. *