Hal seperti ini juga berlaku bagi para sentana dalem yang memiliki jabatan tertentu di kerajaan Mataram.
Baca Juga: Babad Tanah Jawi, Ki Juru Taman 3: Anjing Si Plonteng Mati Setelah Makan Darah Dalam Takir
Jika ketahuan memiliki kekuatan ampuh atau menyimpan senjata hebat raja akan curiga.
Jangan-jangan kedudukanku nanti direbut oleh famili yang memiliki kesaktian tadi?
Maka jika perlu orang itu disingkirkan, dibunuh dengan cara rahasia, atau dibunuh beramai-ramai di Alun-alun, dihukum mati dimasukkan ke kandang macan dan sebagainya.
Demikian pun halnya dengan Pangeran Silarong, famili yang kepernah adik Sultan ini ada yang melaporkan kepada Kanjeng Sultan Agung.
"Kanjeng Sultan, Pangeran Silarong itu harus diingatkan," kata Denmas Martapura.
"Kenapa, Denmas?" tanya Kanjeng Sultan.
"Saya khawatir kelak Pangeran Silarong akan mbalela sehubungan sekarang dia memiliki kesaktian seorang dukun yang mumpuni.
Bahkan, mungkin dia juga memiliki simpanan ilmu lain yang dia rahasiakan. Itu amat membahayakan bagi kedudukan Kanjeng Sultan sebagai seorang raja."
"Baiklah, Denmas. Ingsun akan selidiki Silarong dalam beberapa bulan terakhir ini," jawab Kanjeng Sultan Agung.
Semakin hari semakin banyak sentana dalem yang mengusulkan agar Pangeran Silarong diberi sanksi oleh Sinuwun Prabu apapun bentuknya sanksi itu.
Paling tidak hal ini sebagai tekanan politik agar dia tidak semakin moncer namanya baik di lingkungan keraton maupun ke seluruh wilayah kekuasaan Mataram.
Sebab ketenaran namanya akan sangat berpengaruh kepada banyak kawula.