harianmerapi.com - Kisah perang Makassar lawan VOC. Speelman dan semua prajuritnya yang berada di kapal dan sedang sarapan terjingkat kaget.
Bahkan beberapa orang terjatuh dari kursi duduknya di meja makan sehingga piring-piring dan seisinya jatuh berantakan dimana-mana.
“Uuuuhhh, tolong-tolong” terdengar ada yang minta tolong di ruang tengah kapal.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 1: Meriam dan Peralatan Perang Belanda Dirampas Daeng Popo
Ternyata ada 6 orang meninggal dan 5 orang yang terluka karena peluru meriam jatuh dan meledak di situ.
Salah seorang dari lima yang terluka itu adalah Speelman, dia terkena pecahan peluru meriam dipundak kanannya dan di pinggangnya.
Darah mengucur deras sekali, wajahnya yang biasanya garang nampak pucat, bibirnya bergerak-gerak,
“Aaaku bisa mati ka ka kalau tidak segera ditolong”, suaranya terdengar putus-putus.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 2: Arupalaka Jengkel karena Pihak Belanda Ingkar Janji
Kapten Kapal segera memutuskan Speelman dibawa ke Batavia, lukanya cukup parah.
Dia membutuhkan operasi khusus karena tulang di pundaknya agaknya juga retak.
Tentara-tentara Belanda itu bergerak cepat menangani komandannya yang terluka dan dipastikan hari itu tidak dapat memimpin penyerangan.
Sekali lagi di pagi hari itu sebuah peluru meriam besar jatuh di bagian lambung kapal,
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 3: Belanda Sulit Menggempur Kapal-kapal Kecil yang Selalu Bergerak
“Glegeeerr” kapal induk milik Belanda yang besar sekali ukurannya itu berkali-kali terkena tembakan meriam Anak Makassar.
