Mereka saling gempur dengan kekuatan maksimal masing-masing.
Kiranya Meriam Anak Makassar masih lebih unggul karena ukurannya yang super besar dengan daya ledaknya yang tinggi.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 3: Belanda Sulit Menggempur Kapal-kapal Kecil yang Selalu Bergerak
Menjelang malam pertempuran dihentikan, gencatan senjata berlangsung sampai pagi hari.
berpuluh-puluh bahkan sampai ratusan anak buah Speelman berikut orang-orangnya Arupalaka diketahui jatuh menjadi korban.
Sedangkan di pihak prajurit Makassar korban juga tidak sedikit.
Hari berikutnya, pertempuran kembali berkobar di siang hari.
Masing-masing menyerang dengan senjata andalannya.
Sampai sore pertempuran masih berlangsung seru korban yang jatuh dikedua belah pihak juga makin bertambah banyak.
Menjelang malam Belanda kian membabi buta memuntahkan ribuan peluru.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 4: Belanda Berkirim Surat Minta Agar Sultan Hasanuddin Menyerah
Akhirnya prajurit Makassar terpaksa ditarik mundur ke arah kota Sombaopu dengan maksud untuk menjaga dan melindungi Sultan Hasanuddin yang berada di sana.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pasukan tentara Belanda untuk membakar kampung-kampung yang ditinggalkan prajurit Makassar,
ada 30 kampung yang dibakar, mereka juga membakar kapal-kapal milik Makassar sebanyak 100 buah,
dan juga memusnahkan beratus-ratus ton beras rakyat. Saat itu Benteng Panakukang jatuh ke tangan Belanda.