Mbak D, menghampiriku sehingga aku agak tenang. Dari pada bengong di kost mending menemani dia ke acara tanaman hias di mc D Sudirman.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Arab Saudi untuk Pastikan Layanan Jamaah Haji Indonesia Sudah Siap
Akupun bergegas ke kamar untuk mandi dan wudhu buat Ashar. Aku agak takut untuk mandi. Ada anak kost namanya Ona, aku minta Ona menemani didepan kamar mandi, pintu tidak aku tutup rapat.
Saat aku mencuci mukaku sekali lagi kejadian tadi siang terulang, ada yang berkelebat lagi. Aku mandi bebek, cepat kilat karena rasa ketakutan mengalahkan semuanya. Ona pun hanya tertawa melihat polaku, karena Ona belum mengerti apa yang sudah kualami.
Sesampainya di Mc D, Mbak D senang sekali disana, aku kebalikannya, rasa bosan sudah datang. Sudah hampir Magrib aku mencari mbak D yang entah berada di stand mana.
Akupun berjalan melewati stand dengan pemuda memakai peci putih dan celana agak congklang. Pemuda itu nampak menata beberapa tanaman dan melihat aku seakan sedih dan takut.
Pemuda itu bertanya, mbak nuwun sewu, cari seseorang kah? Jawabku, Iya mas, tadi mbak yang liat-liat tanaman disini kemana ya? Oh itu ke arah utara mba tadi mbaknya jalan, hmm, maaf mbak, mbak nya muslim? (Saat itu aku belum pakai jilbab)? IYA Mas, Kenapa mas?".
Baca Juga: Jalani Proses Bayi Tabung, Anisa Rahma dan Anandito Umumkan Kehamilan Bayi Kembar
Gini mbak, ini kan mau magrib, mbak cepat-cepat masuk masjid dulu, diusahakan sampai Isya. ‘’Saat masnya berkata begitu, jantungku berdebar, aku sudah punya firasat tidak enak.
Karena penasaran, aku balik tanya. "mas, maaf ada sesuatukah ?" Pemuda itu menjawab "Iya mba,mba diikutin dari tadi,". Jantungku langsung terasa berhenti, badanku panas dingin.
"Miss K ya mas? sekarang posisinya dimana?" Jawab pemuda itu, "Inggih mba, kelambi putih lusuh, sekarang posisinya diatas pohon,memandang ke arah mbak, wajahnya seram mba,maraah banget" Masyaaallaah, dia mengikuti aku, sekarang malah glendotan di pohon mc D ini.
Mendengar cerita mas tersebut, aku hanya bisa lunglai saat itu. Mas Andripun aku telpon, dia jelas sangat kaget dan segera merembukkan masalah ini ke keluarga untuk mengantar aku ke masjid Prayan di Gejayan yang kebetulan hampir satu wilayah dengan kost ku.
Mbak D beda keyakinan denganku, jadi aku minta diantarkan saja kemudian mbak D, pergi kebetulan dia ada event setiap malam minggu.
Di masjid ini aku menunaikan solat Magrib, agak tenang memang sesuai permintaan masnya tadi. Aku sampai Isya disini.
Baca Juga: UAS Ditolak Masuk Singapura, FPAN DPR: Singapura Harus Beri Penjelasan Terbuka dan Minta Maaf
