lbu memberikan Dinglo(seperti laos tapi baunya tidak enak,konon demit tdk suka dengan bau tanaman ini). Aku dan mas Pri beranjak dari rumah mas Ketut.
Aku diantar pulang ke kost numpang tidur di kamar Monic karena saat itu hanya ada Monic di kost. Ke kamar mandipun aku ditemani Monic. Malam itu Monic benar-benar jadi pahlawanku.
Waktu sudah menunjukkan jam 1 malam, aku belum bisa tidur. Beberapa menit mataku mulai mau tertutup, tiba-tiba "brak" pintu kamar seperti ditendang, dan seketika itu juga ada suara kain diseret, Audzubillahiminzalik, jantungku seperti berhenti, keringat dingin mulai keluar, Monic kubangunkan tapi sama sekali tidak bergerak.
Aku terus melapalkan ayat-ayat pendek, suara kain diseret itu lambat laun hilang, namun sekali lagi "braak" aku berusaha membangunkan Monic,bukanya Monic bangun tapi dia seperti bukan Monic.
Baca Juga: Liverpool Gebuk Southampton 1-2, Juara Liga Premier Inggris Ditentukan Hingga Pekan Terakhir
Mon, Mon bangun. “Ihihihihi, hikhik, Monic bukannya bangun tapi malah tertawa dan kemudian menangis, matanya masih tertutup.
Aku semakin panik, keringat dinginku mengucur, asmaku pun kumat, aku bingung yang mana harus didahulukan antara membangunkan Monic dan mencari obat semprotan asmaku di tas.
Aku putuskan membangunkan Monic, pelan-pelan Monic bangun. Ada apa toh mbak Un, wweh asmamu kumat, mana obatnya. Ku bersyukur Monic bangun dan benar-benar Monic, dia mengambilkan obat didalam tas.
Setelah dua semprotan aku merasa lega, akhirnya aku ceritakan apa yang aku alami barusan, Monic juga bercerita dia mimpi dikejar cewek mukanya hancur, mulutnya tipis tapi lebar. Aduh apa jangan-jangan Monic juga ikut diganggu.
Namun dasarnya Monic cuek, calon dokter hewan ini cuek, malah balik tidur lagi karena ada acara keluarga dia harus pulang kampung ke Wonosari Jam 5 pagi hari ini, dan katanya sampai Senin.
Aku harus cari tumpangan tidur, tapi beberapa anak masih pulang kampung, dan belum balik kost. Ona juga jarang di kost, mbak D kadang pulang jam 1 malam kalau ada even, bahkan kadang tidak pulang seperti malam ini.
Akhirnya adzan Subuh berkumandang, artinya aku kurang tidur dalam dua hari ini. Untuk ke kamar mandipun aku harus mengajak seseorang.
Monic bangun, mengajak solat subuh, aku mengikuti dia, dan kuminta dia solat dikamarku saja, dan dia setuju. Setelah solat Monic pun bersiap-siap untuk pulangkampung.
Hari menunjukkan jam 5.15, suara langkah Monic berlari-lari kecil dan menuruni tangga sangat jelas terdengar. Dan dia berteriak pamit dari tangga yang kebetulAn dekat dengan kamarku.
