harianmerapi.com - Masih banyak yang percaya bahwa makam merupakan tempat wingit yang tak boleh sembarangan melakukan kegiatan.
Memang cerita misteri yang terjadi di seputaran makam juga cukup banyak.
Lik Jon jadi bakul kayu sudah 10-an tahun. Malang melintang dari desa ke desa. Sampai pelosok bahkan hingga tepi pantai selatan. Melayani orderan ke Jepara dan juga Serenan.
Baca Juga: Sifat-sifat Istri yang Memperlancar Nafkah Suami, Salah Satunya Istri yang Pandai Bersyukur
Kali ini ada laporan dari pembantunya yang mencarikan order. Dan kali ini ada lahan yang akan dijadikan pabrik mi. Semua pohon yang ada di area itu ditebang untuk didirikan bangunan.
Dapat proyek menebang pohon yang ada di kampung Nongso ini, termasuk beskala besar. Sehingga iapun perlu kehati-hatian. Terutama beberapa kayu yang mesti diwaspadai.
Kayu-kayu itu tumbuh dekat area makam desa, yang oleh warga setempat dikenal sebagai cikal bakal leluhur desa itu.
Ada satu pohon waru doyong yang sebenarnya prospek. Harganya juga mahal untuk bak truk.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 57: Pada Saatnya Anak pun Bisa Membantu Ayah
Dipesan seseorang dengan harga yang manut dan dipesan untuk membuatkannya. Karena posisi yang tak menguntungkan letak pohon itu, yakni condong ke arah makam maka perlu diderek.
Tapi ternyata tak kuat saking besarnya. Ini persoalan yang mentiung ke makam.
Ia mengambil keputusan sehingga tak mau memotongnya, karena jelas akan mengenai bangunan makam. Banyak cungkup dan nisan yang akan jadi berantakan.
Lik Jon takut kemarin truknya dihajar petaka yang aneh-aneh. Mulai gardannya ambrol dan laker bannya jeplos.
Gegara kejadian yang sama. Sehingga saat ini ia lebih baik menyisakan pohon yang satu ini.
"Kok tidak dipotong sekalian, Mas?"
"Sampun Pak mboten mawon!"