harianmerapi.com -Dampak Perjanjian Giyanti. Setelah ditinggalkan keluarganya tinggallah Nyi Ageng Serang seorang diri.
Namun, berkat didikan ayah dan ibunya, Nyi Ageng Serang tetap tegar dan bertekad melanjutkan perjuangan keluarganya untuk melawan bangsa penjajah.
Nyi Ageng Serang memimpin dengan melakukan long march dari Serang ke Barat menyusuri Sungai Progo, kemudian bermarkas di Traju Mas Perbukitan Menoreh. Belanda pun mengakui kecerdasan Nyi Ageng Serang.
Baca Juga: Dampak Perjanjian Giyanti 1: Usaha VOC untuk Memecah Belah Kerajaan Mataram yang Kuat
Setelah sekian lama berjuang Nyi Ageng Serang pun berhasil ditangkap dan menjadi tawanan Belanda. Bermula dari pertempuran di Serang inilah kemudian nama Kustiah menjadi Nyi Ageng Serang.
Setelah dibebaskan, Nyi Ageng Serang dikirim ke Yogyakarta. Di sana ia banyak menghabiskan waktunya untuk memperkuat spiritualnya.
Sementara itu, perlawanan yang dilakukan Raden Mas Said berhasil membuat Kerajaan Mataram dan VOC terancam.
VOC yang pada waktu itu sedang mengalami kesulitan finansial mencari cara untuk mengamankan posisinya.
Perang yang tak kunjung usai tentu mengeluarkan tenaga dan biaya yang cukup besar. Dalam kondisi terpuruk agar kondisi VOC stabil maka VOC menawarkan perdamaian.
Baca Juga: Dampak Perjanjian Giyanti 2: Raden Mas Said Menghimpun Kekuatan Melawan Kekuasaan VOC
Artikel Terkait
Dampak Perjanjian Giyanti 4: Perlawanan Pangeran Mangkubumi Membawa Korban di Kubu VOC
Dampak Perjanjian Giyanti 5: Niat VOC Memecah Belah Mataram dengan 10 Pasal Perjanjian
Dampak Perjanjian Giyanti 6: Mataram Terpecah Belah, Panembahan Notoprodjo Mendapat Serangan Tentara Belanda
Dampak Perjanjian Giyanti 7: Nyi Ageng Serang Gigih Melakukan Perlawanan pada Penjajah Belanda