harianmerapi.com - Sang Brahmana Sakyakirti yang semula menantang kesaktian Sunan Bonang, akhirnya dibuat sangat ketakutan.
Pasalnya, semua kitab yang dipelajarinya yang hilang bisa dikembalikan oleh Sunan Bonang dengan utuh.
Kejadian tersebut membuat ia malu dan akhirnya memutuskan untuk belajar Islam dari Sunan Bonang. Ia kemudian masuk Islam tanpa harus dipaksa.
Baca Juga: Sunan Bonang 1: Suka Menuntut Ilmu, Mendirikan Pesantren untuk Dakwah Islam Menyesuaikan Adat Jawa
Selain itu para murid serta pengikut Brahmana juga mengikuti jalannya berganti jadi murid Sunan Bonang dan memeluk agama Islam.
Konon Sunan Bonang diketahui juga turut berjasa dalam mengajarkan agama Islam kepada Raden Patah secara khusus.
Raden Patah sendiri merupakan putra dari raja Majapahit Prabu Brawijaya V dan merupakan sultan pertama kerajaan Demak, Jawa Tengah.
Selain itu, beliau juga diyakini turut membangun dan menjadi imam pertama Masjid Agung Demak. Karena itu, tidak salah jika Sunan Bonang sangat terkenal dan dihormati.
Di kota Tuban setiap tahunnya diadakan peringatan Haul Sunan Bonang, yang dilaksanakan setiap malam Jum'at Wage di bulan Muharram atau Sura.
Sunan Bonang sendiri wafat pada tahun 1525 M di daerah Lasem Jawa Tengah. Namun saat ini makamnya ada di dua tempat meski dipercaya yang asli berada di kota Tuban.
Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon saat meninggal, kabar wafatnya dengan cepat tersebar di seluruh tanah Jawa,
sehingga para muridnya yang berasal dari berbagai penjuru berdatangan untuk melakukan penghormatan terakhir.
Pada awalnya, jenazah Sunan Bonang akan dimakamkan di daerah Surabaya, berdekatan dengan makam Sunan Ampel.