Tiba-tiba, kakek itu menyeret jasad manusia. Asmad semakin bingung. Asmad berdiri mematung, jantungnya berdetak cepat, dan berkeringat dingin.
Jasad itu terlihat pucat, matanya melotot, serta tubuh dipenuhi lalat dan belatung. Bau busuk bercampur anyir menusuk hidung pemuda itu. Ia tak percaya mereka telah tiada.
Sang kakek pun menenangkan Asmad. Perasaan Asmad yang beku dalam duka akhirnya sembuh. Dan sekejap kemudian kakek itu sudah tidak ada, begitu pun kedua temannya.
Asmad tertegun, ia mundur beberapa langkah sebelum akhirnya terbangun.
"Aliq ... Fajar!" Ia tersadar di atas ranjang dalam keadaan terbungkus kafan. Dan dari kursi rumahnya, duduk seorang wanita mengenakan gaun bercak-bercak merah. Rambutnya terurai dan menyebar hampir memenuhi ruangan.
"Malam sunyi kusendiri, duduk sepi di atas kursi.....!" Asmad mengenali suara itu.
Itu suara makhluk yang menggodanya beberapa hari lalu, ketika ia berjalan sendirian di makam Dukuh. - Habis - (Seperti dikisahkan Muhammad Yusuf Shabran di Koran Merapi) *