Beliau tidak lupa mampir ke desa Kramatwatu ingin bertemu dengan sahabat santri yang pernah titip pesan kepadanya di tepi samodra.
Melihat kedatangan Kanjeng Sultan orang tua yang kemudian disebutnya sahabat santri itu bergegas menyongsongnya,
Baca Juga: Cerita Mistis Wayang Kulit Buto Terong Marah Sesaji Burung Gagak Diganti Ayam Cemani
“Maaf, Kanjeng Sultan. Tangan dan pakaianku kotor, sibuk menyiangi tanaman di sawah. Mari silakan Kanjeng Sultan duduk di lincak bambu!”, kata sahabat santri sementara dia sendiri duduk di lantai tanah.
“Sahabat Santri, jangan duduk di lantai! Duduklah berjajar denganku di lincak bambu ini”
“Ah, sudahlah. Silakan Kanjeng Sultan duduk di situ aku duduk di sini sama-sama menempatkan diri kita masing-masing sesuai dengan kedudukan kita”.
“Baiklah, sahabat Santri. Pesanmu sudah aku sampaikan kepada Kanjeng Imam Syafei di Mekah. Beliau ganti berpesan untukmu”, kata Kanjeng Sultan.
“Terima kasih. Lalu pesan apakah yang dititipkan Kanjeng Imam kepadamu?” (Ditulis: Akhiyadi) *