Syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu 4: Sunan Geseng Menggunakan Watu Gajah Tempat Duduk dn Solat

photo author
- Sabtu, 23 April 2022 | 11:05 WIB
Watu Gajah menjadi tempat duduk Sunan Geseng dan Ki Wonotirto bila mereka sedang santai sambil bercengkerama dan juga solat.  (Ilustrasi Pramono Estu)
Watu Gajah menjadi tempat duduk Sunan Geseng dan Ki Wonotirto bila mereka sedang santai sambil bercengkerama dan juga solat. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Jasad Sunan Geseng yang namanya dikenal berkat syiar Islam di wilayah Kedu, diperebutan oleh warga Kleteran dan Tirto.

Ketika jenazah Sunan Geseng disemayamkan di Kleteran, berhasil dicuri oleh tokoh Tirto, Kyai Wonotirto dan dikejar warga Kleteran.

Namun ketika warga Kleteran sampai di desa Tirto, jenazah Sunan Geseng sudah selesai dimakamkan di puncak sebuah bukit.

Baca Juga: Syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu 1: Nira Dicetak Jadi Gula Jawa Berubah Emas

Pemakamannya disiasati dengan membuat dua makam kembar. Kyai Wonotirto memperbolehkan orang-orang dari Kleteran untuk menggali makam itu, dengan janji hanya satu makam yang boleh digali.

Bila dalam penggalian itu mereka tidak menemukan jenazahnya, mereka harus rela Sunan Geseng dimakamkan di desa Tirto.

Dalam penggalian salah satu makam, mereka tidak menemukan jenazah Sunan Geseng. Warga Kleteran taat pada janjinya dan rela jenazah Sunan Geseng dimakamkan di desa Tirto.

Dari peristiwa itu, ada kepercayaan di tengah masyarakat desa Tirto. Para peziarah makam Sunan Geseng bila akan pulang sebaiknya tidak melewati desa Kleteran yang berada di sebelah barat desa Tirto.

Baca Juga: Syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu 2: Ditinggal Sunan Kalijaga Belasan Tahun Setia Menunggu

Konon, bila peziarah pulang lewat Kleteran, maka ‘berkah ziarah’-nya akan hilang karena ‘dibegal’ di Kleteran.

Di sebelah timur cungkup makam Sunan Geseng ada sebuah batu besar berukuran sekitar 2 m x 1 m, yang berbentuk seperti segitiga yang sisi-sisinya rata.

Karena besarnya, batu ini disebut “Watu Gajah”, meski bentuknya tidak mirip gajah.

Menurut ceriteranya, batu ini dahulu letaknya di sebelah bawah bukit di pinggir desa. Watu Gajah ini menjadi tempat duduk Sunan Geseng dan Ki Wonotirto - sesepuh dan cikal bakal desa Tirto - bila mereka sedang santai sambil bercengkerama.

Konon juga menjadi tempat solat Sunan Geseng. Dan ketika mereka duduk-duduk di batu itu Sunan Geseng pernah berpesan kepada Ki Wonotirto, kalau beliau wafat minta agar jenazahnya dimakamkan di desa Tirto.

 Baca Juga: Syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu 3: Berhenti di Desa Kleteran untuk Mendirikan Masjid dan Pesantren

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X