"Termasuk sering jugalah beristirahan di goa ini meski aku tidak berada di sini. Begitulah mimpiku semalam, barangkali ada manfaatnya bagimu”.
“Terima kasih, Kakang. Mudah-mudahan dengan keikutsertaanmu memprihatinkan keadaan kerajaan Majapahit semuanya bisa bertambah mudah dan wajar”.
Sejak pertemuan di goa itulah maka laku prihatin diri Ki Ageng Tunggul Wulung semakin dalam,
setiap ada kesempatan baik siang maupun malam beliau selalu memanjatkan doa minta petunjuk kepada Yang Maha Agung agar diberi jalan terang dan kemudahan-kemudahan dalam menjalankan tugas dan mengemban tanggungjawabnya yang berat penuh perjuangan.
Sementara itu, Nyai Ageng Raden Ayu Gadung Mlati bersama para emban berikut para prajurit setiap hari selalu rajin bekerja di sawah maupun ladang.
Mereka bergaul ramah dengan warga dusun mengajari mereka cara bercocok tanam yang baik dengan membuat parit-parit yang dialirkan ke berbagai penjuru.
Air tersebut dari Sungai Progo yang selalu mengalir melimpah apapun musimnya. Sehingga sawah-sawah bisa menghijau subur tanaman padinya, pohon buah-buahan di kebun-kubun juga bisa panen setiap saat.
Terkadang para prajurit dengan dipimpin oleh Tumenggung Suryapati melakukan babad alas untuk memperluas areal pertanian,
perkebunan, maupun sebagai pemukiman warga yang datang menyusul ingin menjadi warga baru di daerah Dukuhan. (Ditulis: Akhiyadi) *
