Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram 8: Semula Makamnya Tak Diketahui karena Berada di Pemakaman Umum

photo author
- Kamis, 14 April 2022 | 20:05 WIB
Kompleks pemakaman Ki Ageng Ngerang di Juwana, Pati. (Patikab.go.id)
Kompleks pemakaman Ki Ageng Ngerang di Juwana, Pati. (Patikab.go.id)

***

Nyai Ageng Ngerang dan Kiai Ageng Ngerang dengan keturunan serta muridnya memiliki kisah dan perjalanan yang menjadi bukti dalam sejarah kesultanan Mataram.

Kesultanan Mataram atau Kesultanan Islam di Jawa pada waktu dahulu adalah strategi yang disiapkan oleh para syekh dan para wali untuk mempercepat penyebaran Islam di tanah Jawa.

Baca Juga: Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram 3: Setelah Menikah Mendirikan Pesantren di Ngerang Juwana

Nyai Ageng Ngerang dan Kiai Ageng Ngerang bersama-sama menjadi wali Allah dalam menyebarkan agama Islam dengan mendirikan padepokan untuk menyebarkan ilmu agama.

Ketika Nyai Ageng Ngerang pindah ke daerah Tambakromo lereng pegunungan tersebut telah berusia senja dan hingga akhir hayat beliau dimakamkan di daerah tersebut.

Usia beliau diperkirakan hampir 100 tahun. Beliau seorang wanita yang sabar dan kuat dalam menghadapi rintangan.

Sifatnya welas asih kepada setiap orang yang membenci dan menentang ajarannya, membela kebenaran, dan menolong orang yang lemah.

Makam beliau ada di dusun Ngerang Kabupaten Pati, tanah pemakaman tersebut disebut istilah sentono atau tanah Kerajaan karena dahulu tempat kerajaan di masa hidup beliau.

Makam tersebut sangat dikeramatkan dan dihormati dan dirawat oleh warga dusun Ngerang, tambakromo, Pati karena selain pejuang Islam tangguh beliau juga cikal bakal dusun Ngerang Tambakromo.

Baca Juga: Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram 4: Awal Mula Terjadinya Bumi Ngerang dan Bumi Muria

Begitu pula Kiai Ageng Ngerang, makam beliau tidak diketahui awal mulanya di mana.

Setelah melewati penelusuran, diketahui pemakaman beliau ada di pemakaam umum yang bentuk nisannya berbeda dengan lainnya hampir mirip dengan nisan raja-raka dahulu.

Sejak saat itu, masyarakat pun antusias mengikuti prosesi haul Mbah Sunan Ngerang dan Nyai Angeng Ngerang serta mendatangkan keluarga dari kerajaan Paku Alaman Surakarta setiap memperingati Haul dan Kirab Pusaka tombak Kiai Ageng Ngerang. (Ditulis Yosi Wulandari UAD, pernah tayang di Koran Merapi)*



Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X