Kain putih itu bukan pocong, hanya kain yang membentang luas dan selalu bergerak membesar mengikuti arah mataku.
Dan ternyata kain itu bergerak maju seolah-olah mau menerkamku. Aku menjerit sekeras-kerasnya karena kain itu sudah berjarak satu meter di depanku.
Teman-temanku pun hening seketika. Tidak ada lagi yang bicara atau pun tertawa. Mereka pun menenangkanku.
Kata mereka aku seperti kesurupan. Aku berusaha menjelaskan semuanya tentang hantu kain putih itu kepada mereka,
namun anehnya tak ada satu pun dari mereka yang bisa melihat kain putih yang masih terbentang luas di depan mataku itu. (Seperti dikisahkan Ratna Kurniasih di Koran Merapi) *