harianmerapi.com - Sebuah pengalaman misteri di Gunung Sindoro dialami Rara dan kawan-kawan saat mereka mendaki lewat jalur Alang-alang Sewu.
Keringat dingin semakin mengucur di tubuh Rara. Semakin ia ingin cepat berjalan semakin berat langkahnya.
Malang tak dapat dielak kaki Rara kram. Mereka pun terpaksa menghentikan pendakian. Mereka mencoba mengobati kaki Rara, sementara Jaka pergi ke mata air terdekat.
Baca Juga: Pengalaman Misteri di Gunung Sindoro 1: Bertengkar Soal Jalur Pendakian, Akhirnya Diundi
Setelah beristirahat kaki Rara mulai membaik, namun Jaka tak kunjung datang. Sudah dua jam lamanya Jaka pergi meninggalkan rombongan.
Amar pun berinisiatif mencari Jaka namun tidak diperbolehkan.
“Jangan sampai ada yang terpisah lagi” ucap Lastri.
“Lalu bagaimana jika Jaka tersesat?” sahut Dewi.
“Kita cari sama-sama” sahut Rara.
“Aku tidak setuju harus ada yang tinggal di sini siapa tahu Jaka kembali” sahut Amar.
Setelah berunding lama mereka memutuskan untuk mencari Jaka bersama-sama. Cuaca sedang tak bersahabat kabut mulai turun jarak pandang mereka pun terbatas.
Beruntung kali ini yang turun kabut putih bukan kabut hitam. Selangkah demi selangkah akhirnya mereka menemukan mata air, namun sayang tak ada Jaka disana.
“Jaka… Jaka…!” teriak mereka berulang-ulang.
“Ada jejak kaki disekitar sini” ucap Lastri.
“Jaka pasti ada disini” sahut Dewi.
Jaka yang sejak tadi kelelahan tidak dapat menemukan jalan kembali, ia pun memutuskan berhenti sejenak.
Rintik hujan kala itu menemani kesendiriannya. Aroma tanah basah mulai tercium. Ranting-ranting pun bergesekan di terpa angin.
Tak lama terdengar suara sinden beserta gending menambah nuansa mistik. Meskipun suara tersebut terdengar samar namun tak dapat dipungkiri membuat bulu kuduk bergidik.