harianmerapi.com - Kisah penampakan Hantu sapi di tanjakan ini kualami sendiri saat hendak pulang ke rumah pada petang menjelang Maghrib.
Saat itu malam Jumat dan motor kehabisan bensin sehingga terpaksa harus menuntun, cukup berat karena jarak masih jauh dan melewati jalan tanjakan.
"Bos! berhenti sebentar yuk…"Tiba-tiba Sigit sahabatku meminta saya untuk bersistirahat.
“Kenapa kamu?” tanya saya sambil melihat mimik wajahnya memerah. Keringat membasahi kening dan bajunya.
Terlihat senyum konyolnya dengan gigi kecil-kecil seperti timun dengan pipi sedikit tembam.
“Wah rumahmu memang nggunung ya? jalanya naik terus,” umpatnya.
Saya tak menjawab umpatan sahabatku, saya biarkan ia mendorong motor di belakang. Saya sebenarnya tak bermaskud untuk berhenti istirahat karena waktu telah hampir Magrib matahari hampir tenggelem,
Berbagi suara serangga sore telah ramai berbunyi di sekitar bulak tanjakan yang aku lewati.
Sinar mega merah telah meyorot kuning dari arah barat. Namun, rasa lelah memaksaku untuk berhenti.
Baca Juga: Legenda Sunan Tembayat 10: Sebelum Sampai Jabalkat, Goresan Kuku di Tanah Memunculkan Sendang Kucur
Tiba tiba sahabat Sigit berkata “Bos…disini banyak yang memelihara sapi ya?”
Tanya sahabatku Sigit, di saat aku merebahkan tubuhku di aspal tengah jalan “Sapi? Di desaku tak ada yang punya sapi?” Batinku
“Ehh…kamu dengar suara sapi ya?” Aku menimpalinya “Mungkin sapinya belum dikasih makan, orang lewat juga berbunyi dikira mau ngasih makan”, lanjut saya sambil mencoba mengalihkan pembicaraan.
Beberapa saat kami berdua merebahkan tubuh di aspal, tenaga terasa begitu terkuras. Kami berdua terpaksa harus mendorong sepeda motor sekitar satu km dengan kondisi jalan yang naik dan berbelok serta cukup terjal.
Maklum tadi saat lewat POM besin lupa tidak mengisi bensin.