harianmerapi.com - Pengalaman horor saat mengajar mahasiswa secara daring dialami Tiya di ruang 13 sebuah kampus.
Tergambar jelas didapati ibu Nur dan Tiya yang sedang memandangi monitor. Tiya memandangi sudut dinding mencari cctv di ruangan, tetapi tempat itu tidak menandakan adanya benda tersebut.
Di layar komputer, lemari di sudut belakang terbuka. Terlihat jelas sosok bayangan hitam merangkak keluar.
Tiya berdiri dan menarik tangan ibu Nur hingga mereka mundur beberapa langkah. Dengan mata telanjang dilihatnya lemari di hadapan mereka, lemari itu masih tertutup rapi.
Namun kenapa di monitor komputer, pintu lemari terbuka lebar. Kembali ditatap pada layar, sosok itu sudah menempelkan wajahnya yang berdarah seakan ingin keluar dari dalam komputer.
“Hantu!!!” Teriak kencang Tiya sambil memejamkan mata hingga meringkuk badannya di samping lengan ibu Nur.
Tetapi, lamat-lamat Tiya memberanikan diri menatap kembali monitor komputer itu. Sosok misterius itu masih ada, dengan gigi bergemeletuk mata Tiya mencoba memperhatikan baik-baik suara sosok itu.
Lari... Lari... Lari... Pergi dari sini ibu... Pergi...
Tiya kebingungan dengan ucapan sosok menyeramkan tersebut. Ucapan sosok itu seperti sebuah peringatan.
“Bu Nur, ayo Bu kita pergi!”
Ada yang aneh dari diri ibu Nur. Tangannya begitu dingin, ia hanya berdiri dan tersenyum kepada Tiya lantas berkata.
“Ada apa bu Tiya, jangan takut. Saya temani di sini ya?” Terang ibu Nur tanpa rupa manusia.
Tiya menyadari bahwa orang yang menemaninya itu bukanlah temannya. Dengan napas yang terperanjat berlarilah dirinya keluar ruangan.
Disaat bersamaan di ruang sebelah ada suara ketakutan yang serupa.
“Hantu!! Hantu!!” teriak sosok wanita dan orang tersebut adalah ibu Nur. (Seperti dikisahkan Ichsan Nuansa di Koran Merapi) *