harianmerapi.com - Sudah menjadi kebiasaan orang Jawa kalau akan menginap di rumah yang bergonti-ganti pemiliknya, harus ‘nembung’ kepada penunggunya agar tidak diganggu.
Hal itu untuk jaga-jaga agar tak diganggu makhluk halus atau tak menjadi cerita horor d kemdian hari.
Hari itu, Helena bersama teman-temannya mengadakan acara di sebuah vila di Bandungan, tanpa ‘nembung’ dulu.
Sebenarnya Helena sudah merasa ada yang aneh, sejak pertama kali dia melihat vila ini. Bangunan yang bergaya kuno dengan berbagai keterbatasan fasilitas, membuat vila ini tampak menyeramkan.
Akan tetapi, karena berpikir itu hanya prasangkanya, Helena mencoba untuk membuang jauh pemikiran tersebut.
Prasangka itu pun hilang karena semua berjalan lancar di hari pertama mereka menginap.
Pada hari kedua, mulai banyak anak yang jatuh sakit. Helena mengira bahwa mereka sakit karena daya tahan tubuhnya yang lemah.
Baca Juga: Tahapan Manajemen Ekstrakurikuler di Lembaga PAUD, Diawali dengan Perencanaan yang Matang
Namun, ternyata mereka bukan sakit biasa, tetapi kerasukan aura jahat.
Di ruangan medis, seorang gadis bernama Karin berteriak histeris.
“Mbak … Mbak …. Di cermin ada bayangan wajah rusak, Mbak,” ucap Karin kepada Revida, salah satu petugas medis.
Tiba-tiba Karin memegangi dadanya, sambil berteriak kesakitan. Revida berusaha membantu Karin dengan membaca ayat kursi, tetapi aura jahat itu lebih kuat darinya.
Alhasil, aura jahat itu ikut masuk ke dalam tubuh Revida dan mencekiknya.
Revida dibawa ke ruangan bawah untuk mendapat pertolongan, sedangkan Karin dibawa ke tempat lain. Di ruang bawah, ada beberapa yang menemani Revida, salah satunya Helena.
Baca Juga: Petung Jawa Weton Senin Legi 21 Maret 2022, Punya Pepesthen Kebalikan dari yang Umum