harianmerapi.com - Pangeran Soka memiliki rambut panjang dan tidak dapat dipotong. Hal tersebut menjadikannya dijuluki Syekh Magelung Sakti.
Sampai di usia 32 tahun, selama 12 tahun kemasyhuran Pangeran Soka sebagai sosok panglima perang berambut sakti tak dapat tertandingi.
Hingga pada usia 34 tahun dia mendapat petunjuk, yang mengharuskannya mencari guru sebagai pembimbingnya yang juga dapat memotong rambutnya.
Pangeran Soka pergi meninggalkan istana raja Mesir dengan perbekalan secukupnya dan berteman ratusan kitab.
Ia pun mulai mengarungi belahan dunia dengan menggunakan jukung (sejenis perahu kecil bercadik).
Pangeran Soka mendatangi beberapa ulama terkenal untuk menerimanya sebagai murid, di antaranya Syeikh Dzatul Ulum di Libanon, Syeikh Attijani di Yaman bagian Selatan,
Syeikh Qowi bin Subhan bin Arsy di Beirut, Syeikh Assamargondi bin Zubair bin Hasan India, Syeikh Muaiwiyyah As- Salam, Malaita,
Syeikh Mahmud, Yarussalem, Syeikh Zakariyya bin Salam bin Zaab Tunisia, Syeikh Marwan bin Sofyan Siddrul Muta’alim, Campa, dan masih banyak yang lainnya.
Namun tak ada seorang pun yang dapat memotong rambutnya. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang pertapa sakti Resi Purba Sanghyang Dursasana Prabu Kala Sengkala, diperbatasan Selat Malaka.
Ia diperintahkan untuk menemui salah seorang wali di tanah Jawa.
Setibanya di pesisir Pulau Jawa, ia pun singgah di suatu pedesaan sambil memohon petunjuk Sang Pencipta.
Tibalah pada malam Jumat Kliwon ia mendapat petunjuk jika wali yang ditemuinya berada di Cirebon dan bernama Sunan Gunung Jati.