Memasuki gang perasaan Tarjo mulai gelisah, tapi dia mencoba menguasai diri dan berfikir positif. Saat berjalan di antara dua makam tiba-tiba tercium bau seperti singkong bakar.
Jantungnya semakin tak karuan. Apalagi saat melewati sebuah pohon besar yang memang terkenal angker.
Plakk.
Sebuah kerikil terlempar mengenai tubuhnya. Dengan reflek Tarjo pun menoleh keasal lemparan itu.
Jegagik!
Terlihat sosok hitam, besar dan tinggi di dekat pohon angker itu. Makhluk itu berbulu lebat. Taringnya panjang, matanya sebesar bola pinpong melotot seperti mau keluar.
Jantung Tarjo terasa berhenti. Lehernya keram, tenggorokannya seperti ada batu besar yang mengganjal. Setahu Tarjo saat melihat makhluk halus dia harus membaca doa-doa yang dia bisa.
Segera dia lafalkan doa-doa yang dia bisa. Lucunya bukannya menghilang tapi mahluk itu malah menirukan bacaan doa yang dilafalkannya. Seolah-olah hantu itu mengejeknya, suara hantu itupun lebih merdu.
Di antara bingung, heran, kesal dan di sisa kewarasannya menghadapi makhluk iseng ini Tarjo teringat candaan salah satu temannya.
Kalau ketemu hantu dan doa-doa mu tak mempan, coba kamu perlihatkan 'burung' mu (alat kelamin) pada hantu itu. Pasti dia kabur!
Dengan mata terpejam, Tarjo menguatkan kaki untuk berdiri. Lalu tanpa pikir panjang Tarjo melepas celananya dan memperlihatkan 'burung' nya pada hantu itu.
Entah apa yang terjadi dengan hantu iseng itu. Begitu Tarjo membuka mata, makhluk seram yang fasih baca doa itu menghilang.
Sambil membetulkan celananya, Tarjo lari kocar kacir meninggalkan tempat itu.
Sungguh pengalaman mistis yang menyeramkan sekaligus menggelikan bagi Tarjo. Yang masih menjadi pertanyaan adalah apakah benar makhluk seram itu menghilang karena melihat 'burung' Tarjo?
Atau karena apa? Entahlah, Tarjo pun tidak tahu. Setelah kejadian itu yang pasti Tarjo lebih rajin mengaji, memperbanyak menghafalkan doa-doa karena tidak mau dikalahkan lagi oleh hantu. (Seperti dikisahkan Indri Astuti di Koran Merapi) *