harianmerapi.com - Kucing Candramawa berjalan di sebelah kiri Kyai Wirantaka, pada mulutnya ada semacam harmonika yang menyanyikan lagu-lagu kesukaan tikus.
Kyai Wirantaka dan kucing Candramawa pun berjalan mengelilingi kampung. Tikus-tikus yang ada di kampung berjalan mengikuti jalannya kucing seperti sebuah misteri.
Tikus putih, tikus hitam, tikus abu-abu besar kecil mengikuti kucing Candramawa. Setelah semua tikus itu mengikuti Kyai Wirantaka dan kucing Candramawa berjalan menuju goa asal kucing Candramawa tersebut.
Baca Juga: Misteri Kucing Candramawa 1: Ditemukan Saat Menebang Kayu di Depan Goa, Matanya Mencorong
Kyai Wirantaka berhenti di depan goa. Kucing berjalan terus masuk dalam goa ribuan tikus mengikutinya.
Lebih kurang satu jam kucing Candramawa itu keluar dari goa sendirian kemana tikus-tikus tidak ada orang yang tahu.
Pada siang hari semua tikus di kampung itu sudah tidak ada satu pun. Kurang lebih dua bulan sesudah kejadian itu pagebluk sudah berhenti.
Penduduk tinggal separohnya yang lain meninggal dunia. Ternyata tikus tikus itu yang mendatangkan penyakit yaitu pinjal pinjal (kutu) tikus tersebut.
Penyakit itu biasa disebut penyakit pes. Waktu itu belum ada obatnya kalau sekarang sudah ada obatnya dan penyakit pes itu sudah tidak membahayakan lagi.
Kabar Kyai Wirantaka mempunyai kucing yang bisa membinasakan tikus tersebar keberbagai penjuru.
Akhirnya ada desa lain yang minta bantuan Kyai Wirantaka untuk membasmi tikus tikus yang merusak tanaman padi.
Kyai Wirantaka menyanggupi dengan syarat malam Jumat Kliwon pemilik pemilik sawah agar tirakat di sawah sampai pukul 24.00 WIB, syarat itupun disanggupi.
Baca Juga: Tujuh Metode Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, Salah Satunya dengan Metode Bermain
Malam Jumat Kliwon yang sudah ditentukan semua pemilik sawah di desa itu tirakat disawah. Pukul 24.00 WIB kucingnya Kyai Wirantaka mulai membunyikan harmonika dan berjalan lewat pematang yang ada di antara padi yang menguning.