Malam itu, orangtua Tami tengah menonton televisi bersama, sedangkan Tami berada di kamar. Sejak ditinggal Ranto, Tami memang sering menyendiri di kamar.
Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk dengan keras dan suara orang berkata “Kulonuwun”. Bapak Tami pun langsung membukakan pintu dan keluar. Anehnya, tidak ada siapa-siapa di luar.
Padahal ia dan istrinya sama-sama dengan jelas mendengar suara pintu diketuk. Bapak Tami sampai mengecek CCTV di rumahnya, dan memang tidak terlihat ada siapa-siapa yang datang.
Pagi harinya, bapak dan ibu Tami menangis histeris karena menemukan Tami telah meninggal dunia di kamarnya.
Diduga ia meninggal beberapa jam lalu yaitu pada malam Selasa Kliwon, tepat tigapuluh lima harinya Ranto datang melamar Tami.
Siangnya, mereka mendapat kabar bahwa Ranto juga telah meninggal dunia dengan cara bunuh diri di tempat sepi.
Diduga ia telah meninggal tiga hari yang lalu. Banyak orang berspekulasi bahwa suara ketukan pintu semalam adalah arwah Ranto yang datang menjemput Tami. (Seperti dikisahkan Rizkia Hety Netarahim di Koran Merapi) *