Menyadari apa yang dilihat, Sutopo segera membalikkan arah becaknya. Dia pun mengayuh pedal becaknya untuk lari. Di tengah kepanikan, pedal becak saat hendak dikayuh ternyata tak bergerak.
Becaknya tak bisa digenjot untuk meninggalkan kuburan. Peluh di dahi Sutopo semakin deras. Dia jelas-jelas takut, lalu lari begitu saja dan becak ditinggal.
Dia terus berlari-lari dan kemudian sampai di sebuah warung. Di situ dia beristirahat, minum, dan menenangkan pikiran.
Baca Juga: Pengalaman Lucu Kecewa Gagal Bertemu Hantu dan Kecewa Gagal Makan Sayur Sawi Bikinan Sendiri
Malam itu, dia dari warung memutuskan langsung pulang ke rumahnya. Keesokan harinya, dia menceritakan kejadian. Serta-merta ayah dan Sutopo menuju Brengkelan, ke tempat yang dialami Sutopo semalam.
Memang benar, tempat itu adalah kuburan. Becaknya masih ada di situ. Pagi itu, becaknya bisa dikayuh dan dibawa pulang.
Kejadian yang dialami Sutopo itu jadi pembicaraan berhari-hari. Tukang-tukang becak semakin berhati-hati kalau mencari penumpang di malam hari. Dinasehati agar selalu eling. Setidaknya nyebut Allah setiap dapat penumpang. (Seperti dikisahkan Armawati di Koran Merapi) *