harianmerapi.com - Sudah menjadi kebiasaan Karman (bukan nama sebenarnya) bila tidak ada pekerjaan atau sedang menganggur, lelaki paruh baya ini menggunakan waktunya untuk memancing ikan.
Kebiasaaan yang satu ini sudah dilakukan ketika dirinya masih bujangan. Sekarang dia sudah beristri dan mempunyai dua orang anak.
Anehnya, Karman sendiri jarang mengonsumsi ikan hasil pancingannya. Namun dia amat senang dan puas saat melihat istri dan anaknya lahap memakan lauk pauk ikan hasil tangkapnya.
Baca Juga: Buah Maja Bantu Percepat Pulihnya Luka-luka dan Musuh Serangan Mual- mual
Budaya memancing sudah ada sejak zaman dulu, sedang asal-usul memancing tidak ada orang yang tahu.
Sesuai perkembangan zaman, beragam pula orang menggunakan cara untuk menangkap ikan. Misal menggunakan bubu, memasang rumpon, menjala dan sebagainya.
Ada juga dengan cara yang dilarang, yakni dengan menggunakan bahan peledak atau menyetrum.
Karena jenuh memancing dengan cara-cara yang biasa, Karman ingin mencoba dengan cara-cara yang dilarang.
Yakni menggunakan strum. Begitu melihat alat yang digunakan mudah dibuat, ongkosnya pun tak begitu mahal, Karman segera membuatnya.
Aliran listrik dari aki disalurkan melalu kabel ke ujung tongkat yang terbuat dari kayu.
Penggunaaannya pun mudah, ujung tongkat yang dialiri lsitrik dimasukkan ke air yang banyak ikannya.
Ikan-ikan yang terkena aliran listrik langsung mati dan mengapung. Karman tinggal mengambil dengan menggunakan seser.
Di Kedung Wadas, tempat yang biasa digunakannya untuk memancing, Karman mencoba menggunakan alat itu.
Baca Juga: Cerita Misteri Pencuri Bandel Baru Kapok Setelah Menjadi Bulan-bulanan Ribuan Burung Walet
Begitu alat digunakan, lalu banyak ikan yang mati dan mengapung. Lalu diambilnya ikan-ikan itu.