Resep itu rupanya manjur, sehingga Sisar tak pernah mendapat nilai buruk dari para gurunya. Ia menyadari nilai di rapornya lebih banyak dikatrol berkat sikapnya terhadap guru, bukan lantaran kecerdasan otaknya.
Meski tak pernah mendapat nilai bagus, setidaknyan tak ada nilai di bawah standar dan yang penting selalu bisa naik kelas.
Dan sejak berkenalan dengan Dirham saat keduanya sama-sama berteduh di sebuah teras, ada perubahan sikap yang cukup mencolok pada diri Sisar.
Baca Juga: Jantung Pisang Tak Hanya Tokcer Mendongkrak Produksi ASI, Berikut ini Manfaat Lainnya
Belakangan ia lebih jadi anak pendiam dan melamun. Rupanya ia tengah merasakan apa itu namanya jatuh cinta. Setiap saat dan setiap waktu, yang terpikirkan hanyalah Dirham. Wajahnya, sorot matanya, tak bisa dihapuskan dari benak. (Bersambung)